The Eyes of My Mother (2016)



The Eyes of My Mother (2016)


            Holla viewers! HAHA akhirnya kembali lagi niat dan tekad untuk menulis. Sedikit cerita kalau bulan ini perkuliahan sedikit menelan gue dalam-dalam sehingga tidak sempat tidak ada niat untuk review lagi, entah kenapa sedang ingin reviewnya lisan saja bagi yang mau #ea. Tapi! Baru saja sekitar beberapa hari yang lalu gue menonton film yang unik dan menantang. Kalau kalian sudah mengikuti blog gue dari tahun lalu, gue sempat nge-review film yang berjudul Ida dan ada beberapa kesamaan yang yaaaa bisa dibilang satu level lah, tapi menurut gue ini lebih bagus!

            Film ini muncul tahun 2016 bergenre horror, thriller (menurut gue jauh lebih condong ke thriller), untuk kalian yang cupu HAHA disarankan pindah laman. Penulis dan sutradara film ini diperankan oleh orang yang sama yaitu Nicolas Pesce dan dibintangi oleh orang-orang yang gue tidak pernah dengar yaitu Kika Megalhaes, Will Brillm dan Olivia Bond. Dilihat dari nama-nama mereka yang asing ternyata mereka orang portugis, tapi tenang! Filmnya tetap berbahasa inggris. Hal berbeda dari film 2016 lainnya, The Eyes of My Mother berani bermain dengan hitam putih, untuk pecinta horror atau thriller kayaknya sih nambah kesan gregetnya. Rating yang diberikan IMDB yaitu 6.2/10 yang mana menurut gue terlalu rendah I’ll give 7.2/10!


Fransisca kecil
Mamanya Fransisca
Fransisca dewasa


            Bercerita dari sebuah keluarga kecil ( Ibu, Ayah, dan Anak ) yang tentram ditengah perhutanan (Gatau sih itu hutan atau apa tapi terlihat sepi, pepohonan dimana-mana, dan tidak bertetangga). Si Ibu adalah seorang dokter bedah mata, ayahnya tidak dijelaskan, dan si anak tergambarkan seorang yang lugu, penurut, dan rajin menemani ibunya (?). Dilihat dari keseharian ibunya, dia sepertinya tidak kerja lagi, tetapi apapun yang dikerjakan dikaitkan dengan ilmu bedahnya dan anaknya selalu diperciki ilmu sedikit demi sedikit. Tibalah saat dimana datang orang asing ke kediaman keluarga kecil ini, lalu si anak terdiam.

            Jika kalian sudah terlalu sering nonton thriller, apalagi ditambah sinopsis-sinopsis berbau kedokteran, lengkaplah sudah ke-thriller-an + horror. Jujur saja menurut gue film ini unik dibanding horror yang akhir-akhir ini menjual sisi jumpscarenya. Menurut gue, film ini lebih menjual plot yang mana penonton sendiri yang bisa tentukan apakah ini seram atau tidak jika dibandingkan dengan jumpscare yang kebanyakan pasti semua orang kaget. Sudah disebut sama gue diatas kalau film ini hitam dan putih, tapi tenang aja ini sudah 2016 kok, tidak grainy dan masih enak ditonton. Gue suka banget pemainnya! Mukanya cocok banget untuk peran seorang anak lugu dan seiring doi dewasa keluguannya tetap ada. Untuk konsep dari ceritanya, ini fresh! Sejauh gue menonton horror atau thriller selama ini, belom ada sih yang mirip-mirip, jadi kalau kalian mencari ‘yang beda’ cocok sih. Gue sangat lemah dalam sinematografi, tapi untuk film ini gue angkat tangan dan turun tangan kemudian. Why? beberapa scene ada yang bagus banget tapi ada yang biasa banget juga, ga konstan gitu, banyak scene yang jomplang juga, misalnya ada yang bener-bener bikin kalian merinding mampus ada yang ‘kayaknya’ si sutradara mau buat kita tercekat tapi sayangnya aku tidak But, overall ini mantap! Oh ya, dibeberapa dialog diselipkan beberapa bahasa portugis dan percayalah, ke-horror-annya bertambah..

            Untuk ending yang diberikan gue cukup puas dan ikhlas. Tapi bukan tipe yang bisa diingat seumur hidup kayak ending film Fight Club yang ngeselin setengah mampus. Apalah film tanpa makna, gue tetap bisa mendapatkan makna didalam kesesakan selama gue nonton. Intinya, tanyalah suatu hal jika kalian tidak sepenuhnya mengerti, bertemanlah dengan banyak orang agar tau batas-batas kehidupan, dan ceritakanlah segala keluh-kesah kalian kepada orang terpercaya, jangan disimpan sendirian! Percaya atau tidak, kalau kalian terus berpikir jalan pikir kalian adalah yang paling benar, maka kalian akan semakin salah. Dunia dinamis dan dinamisasikanlah otak kita, jangan menutup diri dari banyak hal. Quote mainstream yang pasti sering kalian dengar “ semakin banyak kamu tahu, semakin banyak yang kamu tidak tahu “ menurut gue ini sangat benar. Jangan takut belajar hal baru kalau kalian sudah tau batasan kalian sendiri. Sudah segitu dulu, kalau penasaran bisa tonton aja langsung, semoga tidak menyesal, soalnya diriku tidak 😊 Bye!



by : Theresia Caroline

            

Comments

Popular posts from this blog

The Autopsy of Jane Doe (2016) - What Happened to Her?

Gone Girl (2014) - Wanita yang Hilang

Exam (2009) - Cobaan atau Ujian?