The Invitation (2015) - Sebuah Undangan


The Invitation (2015)


Holla, Viewers! Kali ini gue akan nge-review salah satu film bergenre drama thriller. Yes! Akhirnya gue menemukan film thriller yang ga berlebihan (happy). Sudah tercantum dalam judul bahwa film ini keluaran tahun 2015 yang mana bisa dianggap baru dan gue bisa dong sedikit berekspektasi tinggi karena plz la 2015?. And praise da lord, filmnya tidak mengecewakan :} dan sepertinnya kebanyakan film yang gue review bagus-bagus aja, ya... iya soalnya gue rada males nge-review yang menurut gue jelek dan ngebuang waktu juga, dan sebenernya tujuan gue membuat blog ini untuk menunjukan ke kalian apa aja film-film bagus yang worth to watch and i really am want you guys to watch it too :D.

Lanjoot! Film ini mendapat rating 6.7/10 (IMDB) dan diperankan oleh bintang film yang kebanyakan gak pernah gue liat (maaf jangkauan film aing masih sempit) tapi ada satu wajah yang cukup familiar yaitu Tammy Blanchard, doi yang main di film Moneyball (2011), loh!. Bintang utamanya disini banyak sekali, kawan! soalnya disini menceritakan reuni ala-ala sebuah genk dan semuanya memainkan peran dengan seimbang.

David dan Eden






Sinopsis dari film ini yaitu ada seoang pasangan suami istri (David dan Eden) yang mengundang genk lamanya untuk reuni dan mengadakan semacam dinner hangat dimalam hari, mereka tidak bertemu sekitar dua tahun silam. Usut punya usut ada kejadian kelam di dua tahun yang lalu itu, kejadian tersebut dihadiri satu genk ini dan suatu ke-tidakmungkinan bagi mereka untuk melupakannya, tetapi reuni berjalan sangat normal sampai suatu saat  sang tuan rumah mengajak kawan-kawannya untuk menonton satu video, dan sejak saat itu suasana mulai canggung...

Okay, gue mungkin agak sedikit tajam mengupas film ini, pertama ini bisa disebut sedikit spoiler tetapi bagi kalian yang fine-fine aja, bisa lanjut baca. Kesan pertama gue tonton film ini udah kerasa bahwa this film gotta be awesome, jujur aja gue suka sinematografi yang sedikit jumping(?) gue gatau jelasinnya gimana, pokoknya gambarnya seperti tiba-tiba gitu, agak bikin kaget tapi ga berlebihan,  pokoknya buat gue makin melek dan makin semangat nontonnya. HAHA.

Film ini tipe yang buat gue nebak-nebak akan apa yang terjadi selanjutnya, jujur gue bener-bener sok menjadi cenayang yang sok tau segalanya tapi entah kenapa gue kok bener mulu yak(?) . Bukannya sombong tapi sebenernya film ini mudah ditebak, tapi gue tetep aja penasaran apa sebenarnya yang akan terjadi dan bagaimana sang sutradara (Karyn Kusama) ngebawa film ini tetap still good till the end, dan menurut gue endingnya oke lah, tapi ga yang buat gue menganga dan terbelalak sih. Gue rada shock akan permasalahan yang ada aja karena ini bener-bener baru dan gue belum menemukan tipe kayak gini di film lain.

Gue sebenernya rada mikir kayaknya karakter dari film ini kebanyakan... yang tiba-tiba sang tuan rumah (Eden dan David) memperkenalkan ‘teman baru’ mereka ke sahabat-sahabat lamanya, dan peran si ‘teman baru’nya ini juga gak penting-penting amat, hanya nambah bumbu-bumbu tegang aja kali ya(?) tapi menurut gue acting Eden dan David sebenernya udah cukup kok untuk ‘sedekar’ nge-trigger kecurigaan sahabat-sahabatnya.

Gue sebenernya kurang puas kenapa film ini tidak memberikan semua penjelasaan akan kebingungan yang mereka buat. Contohnya waktu Will menemukan botol yang berisi pill di kamar Eden, walau sudah agak digambarkan oleh temannya apa fungsi dari obat itu, tapi tetap aja kita tidak diberi tau apa efek ‘sebenarnya’ obat itu untuk Eden? dan juga bagian yang sering diungkit-ungkit tentang anak dari Will dan Eden yang mati entah kenapa dan entah bagaimana itu... kenapa tidak ada penjelasan, ya? Padahal itu sepertinya penyebab utama kenapa si Eden rada gesrek otaknya.

Tetapi terlepas dari semua kebingungan yang gue dapat, gue tetap bisa menikmati film ini dengan baik, kok. Karena plotnya yang bisa dibilang fresh didukung sinematografi yang cucok, film ini gue anggap berhasil! /apalah gue ini/. Satu hal menonjol yang gue bisa tangkep dari keseluruhan film ini yaitu gue harus bisa merelakan apapun yang hendak ataupun sudah pergi dari hidup gue, jangan sampai gue mencari pelarian yang bisa gue jadikan ‘pelega’ tetapi justru buat gue makin hancur. Jauhi lah segala per-setan-an dunia ini... Karena diri gue sendiri sudah cukup setan. HAHA. Terima kasih sudah mampir ke page gue, semoga sukak. Bye!


Ps : Bisa ditonton streaming (ofc) di web favorite gue (putlocker) atau yang ber-sub Indonesia (layar kaca)


by : Theresia Caroline


Comments

Popular posts from this blog

The Autopsy of Jane Doe (2016) - What Happened to Her?

Gone Girl (2014) - Wanita yang Hilang

Exam (2009) - Cobaan atau Ujian?