The Boy in The Striped Pajamas (2008) - We're all Humans
The
Boy In Striped Pajamas (2008)
Holla,
Viewers! Kali ini gue akan nge-review salah satu film tahun 2008 yang
direkomendasikan teman gue. Dilihat dari judulnya gue langsung tertarik, tipe
film yang bikin penasaran dan unik-unik gitu (kebanyakan). Agak curhat, jadi
film ini gue dapat hasil copy dari temen dan gue memulai untuk menontonnya
karena kondisi tubuh gue yang kurang fit, entah mengapa kalau gue lagi tidak
enak badan daripada diam doang tidak produktif lebih baik gue nonton film,
seengaknya dapat hiburan... bisa dicoba :D
Film
ini mendapat rating 7.8/10 (IMDB), cukup tinggi? Yes! Menurut gue malah
kurang.. kalau dari gue 8.0/10, deh! Dilihat dari antusiasme gue yang menaikkan
rating, dapat dipastikan kalau gue suka film ini, yes I do!
Film ini diperankan
oleh anak kecil yang tampan #bibitunggul.. yaitu Asa Butterfield. Dilihat dari
tahunnya meluncur, dapat diterka kalau si Asa sekarang sudah tumbuh besar,
nanti gue tunjukan sebagai tambahan bagaimana penampilan doi sekarang.
Film
ini bercerita tentang sebuah keluarga yang terkenal dalam persejarahan, yaitu
keluarga Hitler. Keluarganya baik-baik aja secara keharmonisan. Kepala keluarga
si Ralf dan Istrinya memiliki dua anak, yaitu Bruno dan Gretel. Si Ralf ini
pemimpin Nazi, yang mana saat itu sangat bentrok dengan kaum Jewish. Entah
kenapa, keluarga ini pindah tempat tinggal ke suatu tempat nan jauh disana. Hidup
baru dan suasana baru bagi seluruh keluarga, termasuk Bruno. Dengan keadaan lingkungan
yang baru, Bruno bosan dan hendak mencari kawan untuk bermain. Bruno dengan
segala kebosanannya memutuskan untuk beranjak dari kasur dan melihat ke
jendela, ternyata dia melihat kejanggalan, mengapa semua orang diluar memakai
piyama?
Bruno |
Jika
kalian tau gue, gue sangat suka film-film aneh yang nge-trigger imajinasi gue.
Jujur, selama film gue sangat tidak sabar akan hal apa yang akan terjadi
selanjutnya. Hampir disetiap dialog yang dibawakan para tokoh membuat gue
penasaran. Ingin rasanya memberi tahu kalian contoh dialognya tetapi itu akan
berakhir spoiler.. dan sangat disayangkan untuk film seperti ini untuk dispoiler-kan,
you’ll find it more interesting if you figure it out by yourself. Bukan film
yang mengacak-ngacak otak kalian seperti khasnya Nolan, kok. Santai tetapi tetap
berpikir. Bukan film yang harus ditonton berkali-kali juga untuk ngertinya, ini
lebih ke pendalaman karakter tiap tokoh untuk menyambung semua plot yang ada. Pokoknya
sekali kalian nonton, kalian bisa tangkap.
Yang
gue suka dari film ini yaitu totalitas dari tiap karakter, terutama Bruno.
Disini dia sangat tepat untuk seoang anak kecil yang polos dan bersih hatinya,
semua itu terlihat dari wajah dan apa yang dia katakan. Jujur dan apa adanya. Gue
jadi sedikit flashback masa dimana gue masih kecil dan selalu berpikir positif dan
imajinatif #halah, rada kangen juga masa-masa bebas beban dan banyak waktu
exploring hal-hal yang gue anggap menarik. Sekarang mah apa atuh, budak SKS :”
Dilihat
dari sinematografinya gue sukak! Kebanyakan film bertemakan jadul seperti ini
keikutsertaan jadulnya sangat berlebihan, contohnya seperti dibuat grin, stop
motion, atau efek lomo yang kalau gue pribadi kurang suka. Gue lebih suka yang
jelas dan terang, cukup cerita dan pensuasanaannya aja yang jadul,
sinematografi gue lebih prefer yang moderen dan enak ditonton (hehe), seperti
film ini lah contohnya. Betah dan tidak ngantuk sama sekali nontonnya, Good Job Mark Herman! (sutradara). Tapi tenang dulu, kejadulannya masih ada (pastinya) dan
masih masuk banget dalam latar cerita yang ada, seperti pakaian, bentuk
bangunan, jenis mobil, model rambut, cara berbicara, etc. Itu semua diatur
sedemikian rupa sampai tepat dan kece!
Untuk
kalian yang ingin menonton film ini bareng keluarga bisa banget! Selain memanjakan
mata bisa juga sambil belajar persejarahan dunia ini. Siapa sih Hitler? Apa itu
Nazi? Gue bukan ahli sejarah ataupun belajar tentang sejarah, gue belum bisa
menilai apakah ini sesuai dengan yang ada apa tidak, tetapi selagi film ini tidak
diprotes dan masih beredar, berarti bisa dikatakan tidak menyimpang. So, untuk
yang ingin belajar bisa dicoba!
Satu
hal yang gue dapat dari film ini. Kita ini manusia, terlepas dari apa ras,
agama, suku kita. Kemanusiaan untuk semua manusia, bukan untuk satu keluarga,
kelompok, bangsa, negara, atau apapun segerombol orang yang merasa dirinya
paling benar. Kemanusiaan untuk manusia. Pelajaran berharga tidak hanya bisa
diperoleh dari guru, orang tua, pemimpin negara, atau apapun yang memiliki
wewenang tinggi. Kita bisa belajar apa saja dan dari mana saja, contohnya dari anak
kecil. Kepolosannya bisa kita jadikan cermin bahwa dasarnya manusia memang
harusnya saling mengasihi, jujur, dan empati. Cukup sekian review kali ini,
bisa ditonton untuk semua kalangan. Bye!
a story of innoncence in the world of ignorance
Btw, ini Asa Butterfield aka Bruno 2017 ini! :3
Ps : Bisa ditonton streaming (ofc) di web favorite gue (putlocker) atau yang ber-sub Indonesia (layar kaca)
gan (mbak ya?).. saya lumayan suka dgn blog agan, tutur bahasa luwes mirip blog film favorit saya di sebelah. mau bikin backlink ga? setidaknya biar nambahin visitor.... kalau tertarik PM aja.. nanti saya cantumin backlink ny di blog saya lemonvie.net
ReplyDeleteHai! Wahh makasih ya:3 hubunginya lewat mana yaaa?
Deletedipasang di widget....
Deletekabarin aja lewat gmail saya...
Delete